Pages

Labels

Selasa, 29 Januari 2013

Steyr Puch Haflinger


sederhana tapi mumpuni.
Haflinger1967: sederhana tapi mumpuni.
Nama lengkapnya, Steyr Puch Haflinger. Lahir mulai tahun 1950-an. Lebih tua dari umurku. Tapi kemampuan ber-off-road-nya luar biasa. Karena mobil buatan Austria ini (ya mobil, bukan orang!) ini didesain khusus untuk menggelinding di medan berat.
Pernahkan Anda melihat “mobil nyleneh” Haflinger seperti pada gambar di atas?
Aku sering. Dulu waktu SD. Soalnya, tetanggaku ada yang punya. Setiap hari, Steyr –begitulah kami menyebutnya– wara-wiri lewat depan rumahku. Bunyi mesin 646 cc-nya yang terletak di belakang berisik. Persis mesin mobil VW yang sudah uzur.
Rodanya bisa plintat-plintut ke kiri dan ke kanan (juga seperti VW), karena memang menganut suspensi independen yang supel, menyesuaikan diri dengan kondisi kemiringan jalan.
Bagian dek depannya, dari luar bersudut 45 derajat mendongak, membuat kami –anak-anak kecil waktu itu– menyangkanya itu kendaraan amfibi, yang bisa jalan di darat dan mengambang di air. Padahal, dek miring itu fungsinya agar mobil tidak tersangkut di lumpur, saat bebelesekan dina leutak.

* * *
Menurut Wikipedia, Haflinger adalah kendaraan ringan, berpenggerak roda 4 (four wheel drive) yang mungil, dengan panjang hanya 3,5 meter, dan lebar 1,5 meter. Dimotori mesin 646 cc twin horizontally opposed, terletak di belakang dengan pendingin udara (seperti VW). Bobotnya yang terbilang enteng untuk sebuah mobil, 600 kg, memungkinkan sebuah Haflinger bisa dibopong empat lelaki kuat. Kendaraan ini mampu memanggul beban 500 kg alias lima karung beras ukuran satu kwintal.
Kendaraan ini buatan perusahaan Austria, Steyr-Daimler-Puch, diproduksi dari 1959 hingga 1974.
Haflinger (nama sejenis kuda) ini, menurut Kompas, 22 Maret 2008, masuk ke Indonesia pada 1962, sebagai kendaraan pendukung operasi merebut kembali Irian Barat. Saking ringannya kendaraan ini, sampai bisa diangkut dan diterjunkan dari pesawat ke titik sasaran penyerbuan, di belantara Irian Barat.
Tahun itu, Indonesia mengimpor 1.500 unit Haflinger utuh, dan 500 unit dalam bentuk suku cadang. Tahun 1970, Indonesia kembali mengimpor 200 unit Haflinger untuk perkebunan, yang digunakan sebagai kendaraan penyemprot pupuk.
Kini, diperkirakan populasi Haflinger yang masih menggelinding di Indonesia sekitar 100 unit. Pemiliknya tersebar di Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan kota lainnya.
“Di Bandung, jumlah pemilik kendaraan ini sangat sedikit. Mungkin tak lebih dari 10 orang. Jadi enggak seru kalau off-road cuma berdua atau bertiga,” ujar Edwin Saputra (33), seorang penggemar Haflinger kepada Kompas.
Pemilik Haflinger di Bandung membentuk komunitas Steyr Puch Haflinger 4 Wheel Drive Club Bandung.
Gambar-gambar: en.wikipedia.org, de.geocities.com/haflingerpage, www.oramagazine.com

0 komentar:

Posting Komentar